Pelajaran Penting dari Negeri China



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSxzsXwG34NfHYUcXXEhc-GbCTqIP_fH6RuLwP4day9qGpP05PNmpLOaQsMQupJibz_R2PsEY1X88CGOw7N2YcWHLSFCWw_2lQCXm_RGLg0-0SgukgLK141YjCqotEfifCT4tk7iEk80s/s400/sejarah+tembok+besar+china.jpg


  Delivery order makanan jadi area Makassar dengan sistem online pesan-antar. Hubungi WA 08 969696 0101 atau BBM D42 C42 FD 

Mari menyusuri sejarah Chung Kuo. Chung Kuo adalah sebutan bangsa Cina kuno. Di sana ada Tembok Raksasa Cina yang dibangun untuk menghadangi ancaman dari suku Nomad yang ingin merebut wilayah kekuasaan. Tembok itu juga menjadi garis pembatas dari dunia luar sekaligus menjadi pelindung hasil pertanian. Tembok itu terlihat berdiri kokoh di puncak-puncak pegunungan terjal berbahaya. Ia dibuat dari susunan batu-bata, kayu tanah dan semen yang dicampur dengan beras ketan. Semen yang telah dicampur dengan beras ketan inilah yang menjadikan tembok ini kokoh dan tahan terhadap segala cuaca selama berabad-abad lamanya. Beras ketan dan semen kapur tersebut tersusun dari bahan rekat organic yang di dalamnya terdapat amilopektin dan anorganik yang berkalsium karbonat. Kedua zat ini mampu menciptakan mikrostruktur padat. Hal ini menjadikan Tembok Besar yang memiliki tinggi 8 meter dan lebar bagian atasnya 5 meter dan lebar bagian bawahnya 8 meter ini menjadi stabil serta memiliki kekuatan mekanis yang lebih besar. Efek yan ditimbulkan pun begitu dahsyat sebab rumput liar tidak dapat tumbuh di tembok ini. Dengan itu pula, tembok ini benar-benar menjadi kebal dengan pelapukan.

Untuk membangun ini, bukan pekerjaan mudah tentunya, tapi juga bukanlah pekerjaan mustahil. Bagi sebagian besar orang China, jika tidak ingin menyebut keseluruhannya, kehebatan tembok ini bukan lagi hipotesis sejarah yang mesti divalidasi dan diinvestigasi, melainkan kebenaran aksiomatis yang harus diterima dan dihormati begitu saja. Ia menyimbolkan kekuatan hebat bangsa China. Tak akan ada serangan dari luar kecuali akan hancur luluh terpental jauh saat menghadapi kekuatan besar ini. Karena pada setiap 180-270 meter terdapat menara pengintai yang tingginya sekitar 12 meter. Tentu musuh akan berfikir beberapa kali untuk menyerang China. Jangankan untuk menyerang, bahkan mendekat saja akan terasa hawa dingin angin superioritas: Tembok Besar ini terlalu megah. 


Delivery order makanan jadi area Makassar dengan sistem online pesan-antar. Hubungi WA 08 969696 0101 atau BBM D42 C42 FD

Namun di balik pandangan tentang kemegahan Tembok Besar ini, menyisakan lelucon sejarah yang kelak menjadi pelajaran bagi kaum belakangan. Tanpa harus menghancurkan tembok besar itu, musuh-musuh cukup menyogok penjaga pintu gerbang, kemudian mereka masuk melalui pintu dengan aman. Bangsa Cina luput, karena kesibukan membangunan tembok yang gagah nan perkasa ini, mereka melupakan satu hal yang justru merupakan akar yang menopang pembangunan keseluruhan Negara: membangun manusia. Terbukti, selain sebagai tembok panjang yang membentang, ia juga menjadi kuburan terpanjang di dunia, di mana di sanalah peluh para pekerja budak yang tanpa di bayar mengakhiri hidupnya dalam lelah.

Namun jiika kita mengalihkan pandangan tentang Cina ke masa yang lain. Pada awal tahun 1980-an Cina telah membaharui pendidikannya dengan lebih menekankan pada pendidikan karakter. Inilah yang merupakan salah satu factor kunci penggerak utama kebangkitan RRC menjadi salah satu negara yang memiliki power. Tema utama reformasi pendidikan di China adalah ” untuk menjadikan setiap warga China menjadi orang yang berkarakter kuat dan menumbuh kembangkan warga masyarakat yang lebih konstruktif “. Secara singkat pengembangan pendidikan karakter di Cina   menekankan pada pengembangan aspek-aspek individu yang dirangkum dalam slogan: “Morally, Intelectually, Physically, Aesthetically”. Mereka menyadari bahwa pembaharuan pendidikan karakter harus dilakukan secara menyeluruh karena konsekuensi keterbukaan politik dan ekonomi yang dijalankan dan antisipasi perkembangan teknologi. Cina telah belajar dari pembangunan Tembok Raksasa, bahwa bangunan tembok bukan segalanya.
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments