SEORANG KURIR DAN PETA CANGGIH MILIKNYA

Bagi kawan yang ingin diantarkan makanan jadi area Makassar Hubungi WA 08 969696 0101.  Kami menjual makanan jadi secara online di Makassar.

Makassar serasa menjadi kecil setelah saya mengenali beberapa jalan yg semulanya tidak dikenali. Namun setelah mengenali lebih banyak lagi nama jalan, kok seolah-olah kota Makassar kembali meluas melebihi anggapan pertama yah?

Sesungguhnya pintu ilmu itu ada tiga. Ketika seseorang masih berdiri di pintu pertama maka dia akan sombong seolah tahu segalanya. Ketika telah memasuki pintu kedua maka dia akan tawadhu. Dan ketika dibukakan baginya pintu ketiga maka dia akan merasa tidak memiliki apa-apa. Kalimat hikmah ini disandarkan kepada sahabat Umar bin Khattab r.a. Makassar itu luas, setelah mengilmui lebih banyak lagi tentangnya hingga sampai ke detailnya.


Betapapun di sisi saya ada ponsel cerdas dilengkapi fitur pencari alamat canggih-Google Map, namun tetap saja ketika mencari rumah pelanggan mestilah berkali-kali bertanya kepada penduduk setempat. Yah, memang orang tidak bisa digantikan dengan tekhnologi, secanggih apapun itu. Demikian pun menuntut ilmu tak bisa digantikan dengan banyaknya sumber informasi berkaitan dengan aneka judul ilmu di Internet. Keberkahan ilmu hanya bisa digapai dengan bermulazamah dengan seorang guru dengan penuh bakti, duduk bermajelis penuh adab sampai pada mendoakan guru penuh cinta. Jauh hari, para guru sufi bahkan mengingatkan,"barang siapa yg berguru pada "buku", maka gurunya adalah syethan." Ketemu guru penting, tidak sekadar menelaah ribuan maraji' dari ribuan kitab para ulama apalagi jika sekadar menatap layar monitor!

Akhir-akhir ini fatwa MUI menjadi olokan banyak pihak. Memang untuk urusan agama di akhir zaman-sebagaimana khabar dari Rasulullah s.a.w- semua pihak merasa diri berkompeten untuk berbicara agama. Seharusnya sebagaimana urusan kesehatan menjadi urusan Dokter, maka urusan agama mestinya diserahkan kepada para Ulama. Aneka peristiwa ini semoga mengajarkan kepada kita, jangan-jangan kita masih berada di pintu pertama untuk bab ilmu agama.

Bolehlah kita membaca al Quran beserta tafisrnya dan Hadits beserta syarahnya tapi sebagaimana pemilik ponsel yg di dalamnya ada peta yg jelas menunjuk ke suatu tempat, masihlah kita perlu rehat, berhenti lalu bertanya kepada penduduk setempat. Jikapun peta perjalanan kehidupan begitu jelas, berhentilah sejenak lalu bertanya kepada para Ulama, jangan-jangan kita sedang tersesat jalan. Apalagi jika ilmu untuk menghujat para Ulama sekadar ilmu copas dari layar monitor. Mengerikan.
Previous
Next Post »
Comments
0 Comments